uang lokal

Lonjakan Nilai Transaksi LCT Tahun Ini

Penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara menunjukkan peningkatan signifikan. Nilai transaksi dalam skema Local Currency Transaction (LCT) mencapai US$ 11,7 miliar atau setara Rp 190,71 triliun (kurs Rp 16.300), melonjak drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 76,61 triliun.

Peningkatan ini tidak hanya terlihat dari sisi nominal transaksi, tetapi juga jumlah pengguna yang bertambah sekitar 45% dibandingkan tahun sebelumnya.

Strategi Bank Indonesia Perkuat Ketahanan Ekonomi

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menegaskan bahwa Satuan Tugas Nasional LCT akan terus menggenjot pemanfaatan mata uang lokal dalam perdagangan lintas negara. Tujuannya adalah memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global.

“Satgas Nasional LCT akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antarnegara untuk menjaga stabilitas ekonomi,” ujarnya dalam siaran resmi pada Minggu (27/7/2025).

Apa Itu Local Currency Transaction?

Local Currency Transaction atau LCT adalah skema transaksi internasional yang tidak lagi mengandalkan dolar Amerika Serikat, melainkan menggunakan mata uang masing-masing negara mitra dagang. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir risiko gejolak nilai tukar dan menjaga stabilitas makroekonomi nasional.

Respons Pemerintah: Mitigasi Risiko dan Perluasan Sektor

Deputi Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyebutkan bahwa pemerintah tengah mengantisipasi dampak dari tarif perdagangan Amerika Serikat dan tensi geopolitik global melalui strategi negosiasi dagang. Salah satu langkah konkret adalah melalui kesepakatan kerja sama Indonesia-European Union CEPA (I-EU CEPA).

Selain itu, pemerintah juga memperkuat ketahanan domestik melalui stimulus untuk menjaga daya beli, konsumsi masyarakat, serta meningkatkan investasi.

“Risiko global masih dapat memicu tekanan nilai tukar. Karena itu, upaya mitigasi harus dilakukan dari berbagai sisi,” ujar Ferry.

Fokus Sektor Prioritas: Energi dan Agroindustri

Sejumlah sektor strategis akan menjadi prioritas dalam implementasi LCT, seperti pertambangan, migas, pertanian, dan agroindustri. Ferry juga menekankan pentingnya peran kementerian dan lembaga dalam mendukung ekspansi sistem ini.

Filianingsih menambahkan, keberhasilan LCT hingga saat ini tak lepas dari sinergi antar-otoritas, kebijakan insentif, serta sosialisasi kepada pelaku ekspor-impor yang dilakukan secara menyeluruh.

Kerja Sama Internasional Terus Diperluas

Untuk mendukung kelancaran LCT, Bank Indonesia memperluas kemitraan dengan Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Beberapa kerja sama terbaru antara lain dilakukan dengan Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Januari 2025. Sementara itu, kolaborasi dengan negara-negara seperti Malaysia, Thailand, dan Tiongkok terus diperkuat.

Harapan ke Depan: Stabilitas dan Dampak Langsung ke Masyarakat

Dengan perluasan implementasi LCT, pemerintah dan otoritas moneter berharap stabilitas nilai tukar makin terjaga. Sinergi antarkementerian dan lembaga akan ditingkatkan melalui asesmen berkala, survei, serta pertukaran data yang lebih intensif agar dampak positifnya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku usaha.

Baca Juga: Ardiansyah Ingin Final Indonesia vs Vietnam Selesai di Waktu Normal

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *