Deskripsi:
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dalam menghadapi dampak kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, yang bisa merugikan petani Indonesia. Dalam pernyataannya, HKTI mendorong diplomasi perdagangan dan kebijakan yang menguntungkan petani serta sektor UKM pangan.

Dukungan HKTI terhadap Kebijakan Pemerintah
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), Fadli Zon, memberikan dukungan penuh terhadap tindakan pemerintah dalam menghadapi kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan ini dianggap dapat merugikan petani dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di sektor pangan. Dukungan tersebut disampaikan dalam sebuah policy brief yang disampaikan oleh HKTI saat sarasehan ekonomi dengan Presiden Prabowo Subianto.
Diplomasi Perdagangan untuk Menjaga Ketahanan Ekonomi Petani
Fadli Zon menekankan bahwa HKTI mendorong pemerintah untuk memperkuat diplomasi perdagangan internasional. Hal ini diharapkan dapat memperluas pasar ekspor Indonesia dan mengedepankan prinsip ‘trade for development’ agar kesejahteraan petani tetap menjadi prioritas. Dengan demikian, sektor pertanian dapat terus berkembang meskipun menghadapi tantangan global.
Peningkatan Program Sosial dan Ketahanan Pangan
HKTI juga mendukung percepatan program makan bergizi gratis dan bantuan sosial sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya beli masyarakat. Program-program ini diharapkan dapat mendukung produktivitas pertanian, yang merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Selain itu, HKTI mendorong penerapan sistem intercropping di lahan perkebunan dan penerapan regenerative agriculture di lahan-lahan kritis.
Optimalisasi Dana Perkebunan untuk Meningkatkan Produktivitas Petani
HKTI meminta agar dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), baik melalui dana keluar maupun pajak ekspor, dapat dioptimalkan dan langsung dialokasikan untuk peningkatan produktivitas petani. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor pertanian Indonesia di tengah tantangan global.
Pentingnya Kehati-Hatian dalam Membuka Pasar Baru
HKTI juga mengingatkan akan potensi pergeseran rantai pasok global akibat kebijakan Tarif Trump. Fadli Zon menekankan perlunya kehati-hatian dalam mengakses pasar baru untuk produk pertanian Indonesia. “Indonesia harus memanfaatkan peluang agar petani menjadi pusat produksi ekspor, namun tidak boleh hanya menjadi pasar pembuangan,” ujar Fadli Zon.
Strategi untuk Pasar ASEAN dan Pasifik
Fadli Zon juga menyoroti kawasan ASEAN dan Pasifik sebagai pasar utama yang dapat dikembangkan untuk produk pertanian Indonesia. Dengan fokus pada pasar-pasar strategis ini, Indonesia diharapkan dapat memperluas jangkauan ekspor dan menghadapi persaingan global dengan lebih baik.
Rekomendasi Tarif Resiprokal untuk Beberapa Komoditas
Terkait kebijakan tarif Amerika Serikat yang dikenakan pada beberapa komoditas Indonesia, seperti CPO, karet, dan kopi, DPN HKTI merekomendasikan agar Indonesia menerapkan tarif timbal balik terhadap impor kedelai, gandum, dan jagung dari AS. Alternatif lainnya adalah membuka pasar impor tersebut dengan ketentuan penghapusan tarif ekspor untuk produk unggulan Indonesia.
Mendorong Hilirisasi Sektor Pertanian
Dalam sektor hilirisasi, DPN HKTI menekankan perlunya akses permodalan bagi petani untuk mendirikan pabrik kecil, seperti PKS mini, pabrik minyak goreng, dan biodiesel. HKTI juga mengusulkan agar hilirisasi CPO, karet, dan kopi dikelola oleh koperasi petani agar nilai tambah yang dihasilkan tidak hanya dinikmati oleh industri besar.
Dengan langkah-langkah strategis yang diusulkan, HKTI berharap sektor riil pertanian Indonesia dapat dipercepat melalui stimulus fiskal dan nonfiskal yang tepat.
Baca Juga: Prabowo Lawatan ke Timur Tengah Dorong Ekspor Nasional
[…] Baca Juga: Tarif Trump Dikhawatirkan Ancam Ekspor, HKTI Dukung Pemerintah […]