Emmanuel Macron Umumkan Langkah Pengakuan Palestina di Sidang PBB September
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya akan secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijadwalkan pada September 2025. Pernyataan tersebut disampaikan melalui unggahan di akun media sosial resmi Macron, termasuk X dan Instagram.
“Sesuai dengan komitmen kami untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina,” tulis Macron.
Dengan pengumuman ini, Prancis akan menjadi negara Eropa paling berpengaruh yang secara terbuka memberikan pengakuan kepada Palestina—menambah daftar lebih dari 142 negara yang telah lebih dulu mengakui status kenegaraan Palestina.
AS Tanggapi Keras: “Ini Tamparan Bagi Korban Serangan Hamas”
Pemerintah Amerika Serikat tidak tinggal diam. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengeluarkan pernyataan tegas yang mengecam langkah Prancis sebagai “sembrono dan berbahaya”.
“Keputusan ceroboh ini hanya akan memperkuat propaganda Hamas dan menghambat proses perdamaian. Ini seperti menampar wajah para korban serangan 7 Oktober,” ujar Rubio, mengacu pada serangan Hamas terhadap Israel yang memicu perang berkepanjangan di Gaza.
Rubio juga memperingatkan bahwa pengakuan terhadap Palestina saat ini akan memberi keuntungan strategis bagi Hamas, kelompok militan yang masih aktif di Jalur Gaza dan terlibat konflik bersenjata dengan Israel selama 21 bulan terakhir.
Emmanuel Macron Tegaskan: Prioritas Utama Adalah Perdamaian dan Solusi Dua Negara
Dalam pernyataannya, Macron menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan stabilitas kawasan. Ia menyerukan penghentian perang di Gaza dan pembangunan negara Palestina yang demiliterisasi, serta mengakui eksistensi Israel.
“Kita harus membangun Negara Palestina yang mampu bertahan, damai, dan berkontribusi terhadap keamanan semua pihak di Timur Tengah,” tegas Macron.
Israel Menolak Keras: “Ini Hadiah untuk Terorisme”
Langkah Prancis juga menuai reaksi tajam dari pemerintah Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut pengakuan tersebut sebagai “imbalan terhadap terorisme”, dan memperingatkan bahwa negara Palestina bisa menjadi ancaman eksistensial bagi Israel.
“Ini akan menjadi landasan peluncuran untuk menghancurkan Israel,” ujar Netanyahu dalam pernyataan resminya.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menambahkan bahwa pengakuan seperti ini tidak lebih dari melegitimasi kekuasaan Hamas, dengan menyebut:
“Negara Palestina yang dibayangkan hanya akan menjadi negara Hamas.”
Kesimpulan: Ketegangan Diplomatik Membayang di Tengah Upaya Damai
Langkah Prancis mengakui negara Palestina menjadi titik krusial dalam peta geopolitik Timur Tengah, sekaligus memperkeruh hubungan diplomatik dengan AS dan Israel. Sementara Macron berharap pengakuan ini dapat mempercepat solusi dua negara, pihak-pihak yang menentang melihatnya sebagai pemicu ketidakstabilan baru di kawasan.
Baca Juga: Reza Gladys Beberkan Saran Okky Pratama Soal Nikita Mirzani di Sidang Kasus TPPU