Dolar AS sempat tembus Rp17.200. Ini strategi Bank Indonesia meredam gejolak nilai tukar dan menjaga stabilitas pasar di tengah tekanan global.
Dolar AS Menguat Tajam, Rupiah Tertekan Usai Libur Lebaran
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sempat menyentuh level Rp17.217 pada pembukaan perdagangan, Senin (7/4), setelah libur panjang Lebaran. Kenaikan tajam ini terjadi di tengah sentimen negatif pasar akibat kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Meski demikian, lonjakan tersebut hanya berlangsung sesaat. Pada pukul 14.30 WIB, dolar AS tercatat melemah ke level Rp16.799, namun tetap naik 147 poin atau 0,88% dibandingkan pembukaan hari itu.
Akar Masalah Dolar AS: Ketegangan Perdagangan AS-China
Gejolak nilai tukar dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan AS pada 2 April 2025 dan direspons oleh China pada 4 April. Ketegangan tersebut menciptakan ketidakpastian global yang berdampak pada arus modal keluar dan tekanan pelemahan mata uang di negara berkembang—termasuk Indonesia.
Pasar domestik yang tengah libur Idulfitri juga membuat tekanan terhadap rupiah lebih terasa di pasar off-shore, khususnya pada instrumen Non Deliverable Forward (NDF).
Baca Juga: Bank Mulai Jual Dolar Amerika Serikat Dekati Rp 17.000!
Respons BI: Intervensi Dolar AS di Pasar Global dan Domestik
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar di hari yang sama, Bank Indonesia mengambil langkah cepat. BI memutuskan untuk melakukan intervensi aktif dan berkelanjutan di pasar NDF Asia, Eropa, hingga New York demi menahan gejolak nilai tukar.
“Intervensi dilakukan secara berkesinambungan di berbagai pasar global,” ujar Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI, Senin (7/4/2025).
Langkah Strategis Tambahan:
Bank Indonesia juga menyiapkan serangkaian strategi lanjutan mulai 8 April, termasuk:
- Intervensi agresif di pasar valas domestik (Spot dan DNDF)
- Pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder
- Optimalisasi instrumen likuiditas rupiah di pasar uang dan sektor perbankan
Seluruh langkah ini diambil untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah serta menjaga kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Menjaga Kepercayaan di Tengah Ketidakpastian Global
Gejolak nilai tukar saat ini menunjukkan pentingnya respons cepat dan terukur dari otoritas moneter. Melalui intervensi terstruktur dan pengelolaan likuiditas yang tepat, Bank Indonesia berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional serta membangun keyakinan pelaku pasar dalam menghadapi tekanan global yang terus berkembang.
[…] Baca Juga: Dolar AS Tembus Rp17.200, Ini Langkah BI Meredam Gejolak […]